Bob Pinem - 0818.0507.0101 [email protected]

MPV pesaing Toyota Alphard dari Korea, Hyundai H-1 sudah diperkenalkan. Namun untuk harganya sendiri, PT Hyundai Mobil Indonesia (PT HMI) masih belum mau membocorkannya dengan beberapa pertimbangan.

Pastinya mobil terbaru ini baru akan resmi meluncurkan ke publik H-1 versi terbaru ini pada ajang GIIAS 2018 yang akan digelar Agustus mendatang. Presiden Direktur PT HMI, Mukiat Sutikno, mengungkapkan bahwa harga Hyundai H-1 terbaru ini akan diumukan pada ajang GIIA 2018 mendatang.

“Kalau untuk harganya, New Hyundai H-1 2018 sebenarnya kita belum meluncurkan. Karena kita rencananya nanti ke GIIAS 2018. Tapi yang pernah saya katakan kembali, kalau untuk Hyundai setiap kita ada produk baru pasti teman-teman media yang kita informasikan pertama dan memang hari ini bukan sebagai official public launch, tapi lebih ke media launch preview. Kan sudah banyak yang tanya juga Hyundai H-1 baru kapan segera diluncurkan.,” ujar Mukiat saat media preview New Hyundai H-1 di Jakarta, Selasa (3/7/2018).

Dia menjelaskan bahwa untuk harga jual New H-1 sedang difinalisasi dengan pertimbangan faktor pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS yang saat ini masih labil. Walaupun memang mobil ini telah memiliki pabrik Hyundai di Bekasi, Jawa Barat.

“Memang belum dirilis, karena memang yang paling saya rasa tadi yang saya katakan ke teman-teman media bahwa selain dunia sepak bola, sekarang yang lagi ngehits berikutnya adalah dunia dolar Amerika nih,” ungkapnya sambil tertawa melihat kondisi ekonomi saat ini.

“Kalau untuk Hyundai sendiri kira-kira Juli lah kita ambil titik tengahnya,” tambahnya.

Menurutnya, walaupun mobil yang sudah diproduksi di dalam negeri pun, dasarnya harus masih menggunakan bahan impor juga. “Nah ini yang kembali menurut kita ya tetap efek dolar Amerika pengaruh sekali. Nah ini terus terang yang bikin pusing juga. Tapi apapun kembali kita akan mencari titik tengah yang terbaik karena tadi yang saya katakan kalo di otomotif itu ini kita gak bisa, oh dollar Amerika Serikat hari ini Rp 14.400, kita charge ke situ. Kemudian besok dolar Amerika ada di 13.900, kita turunkan harga, Wah, ini konsumen bisa lompat-lompat itu,” paparnya.

Untuk mempertimbangkan harga dengan kondisi tersebut, ia menjelaskan bahwa pihak Hyundai akan melihat pada titik tengahnya. Yaitu dengan melihat harga terbaik untuk produk mobil dan juga penerimaan pasar yang sekiranya dapat diterima oleh konsumen.

“Jadi, kalau kita ketahui, otomotif market potential di Indonesia ini sangat bagus sekali. Saat ini kita baru sekitar 8 persen penetrasi. dibandingkan Thailand yang sudah 23 persen penetrasi kendaraan terhadap populasi. Malaysia 44 persen penetrasi. Kita baru 8 persen, jadi potensi pertumbahannya sangat bagus sekali. Tapi kan kalau kita lihat, sekarang ini kondisi ekonomi di 2013 ini belum bergerak ya, semua lini lah yang saya rasa kondisi ekonomi nya kalo mau dikatakan masih merangkak. Nah ini tentunya harus kita perhatikan karena tidak bisa kita seenaknya menaikkan ke 14.200 atau yang lain, belum tentu penerimaan pasar juga sampai ke situ, nah ini memang kita harus mencari titik tengah yang terbaik. antara kurang lebih market acceptence dan juga harga yang terbaik untuk produk tersebut,” jelasnya.

Penetrasi kendaraan di Indonesia ini yang masih 8 persen, Mukiat menilai bukan hanya Hyundai saja, tapi semua merek lain juga melihat bahwa peluang Indonesia itu peluang yang sangat bagus.

“Jika kondisi ekonomi membaik, saya rasa nggak kaget kalau kita perhatikan kan kali kita lihat sejarah 1998 saat krisis drop sekali kan market kita. Tahun 1999 mulai membaik, dan tahun 2000 kan langsung lompat permintaannya. Jadi kalau kondisi ekonomi membaik, saya rasa tidak akan kaget,” ungkapnya.

Oleh karena itu, dengan kondisi ekonomi yang belum membaik, banyak konsumen indonesia yang mempertimbangkan dalam pembelian kebutuhan mobil dengan kondisi ekonomi. Sehingga hal tersebut menjadi alasan bagi sebagian konsumen yang menunda kebutuhan untuk membeli mobil baru.

 

 

Hubungi tim marketing kami
didi Pinem

082274815151

WhatsApp chat